Minggu, 01 Juli 2012

Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Bisnis Internasional



Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) adalah rancangan sistem–sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan peggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan-tujuan organisasional. Dalam sebuah lingkungan dimana angkatan kerja terus berubah , hukum berubah dan kebutuhan dari pemberi kerja juga berubah, manajemen SDM harus terus berubah dan berkembang. Hal ini sangat benar ketika manajemen beroperasi secara global. Ada beberapa pengaruh yang secara bersamaan telah menyebabkan peningkatan perdagangan dunia sebesar 60% dalam dekade terakhir. Berikut ini adalah beberapa pengaruh yang paling penting dalam peningkatan perdagangan dunia:

è Perubahan Populasi Global.
è Ketergantungan Ekonomi Global.
è Aliansi Daerah.
è Komunikasi Global
Pertumbuhan Bisnis Internasional :
1.      Makin lama makin banyak perusahaan menyadari bahwa keberhasilan mereka bergantung pada kemampuan untuk memasarkan dan mengelola di luar negeri.
2.      Sebagai akibat dari internasionalisasi ini, perusahaan harus dikelola secara global, namun globalisasi menghadapkan para manajer tantangan-tantangan raksasa.

Jenis Organisasi Global :

Semakin banyak organisasi yang hanya beroperasi di satu negara yang mengetahui kebutuha untuk mengembangkan lebih banyak operasi global. Sebuah organisasi dapat melewati tiga tahap ketika mereka memperluas operasi mereka ke seluruh dunia . Ketiga tahap tersebut adalah :

1.      Impor dan Ekspor. Yakni kegiatan menjual dan membeli barang dan jasa dengan organisasi-organisasi di negara-negara lain.
2.      Perusahaan Multinasional (multinational enterprise-MNE). Merupakan sebuah organisasi yang memiliki unit-unit operasi yang berlokasi si negara-negara asing.
3.      Organisasi Global. Yakni sebuah organisasi yang memiliki unit-unit perusahaan di beberapa negara yang digabungkan untuk menjadi satu untuk beroperasi di seluruh dunia.
Jenis Bisnis Internasional :
1.      Eksport : menjual ke luar negeri secara langsung maupun secara tidak langsung dengan penjualan asing dan distributor yang digaji
2.      Pemberian Lisensi : pengaturan perusahaan memberi hak cipta, nama merk untuk jangka waktu tertentu
3.      Waralaba : pemberian perusahaan induk kepada perusahaan lain untuk yang menjalankan bisnis yang sudah diresepkan
SDM dan Bisnis Internasional :
1.      Merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan dan kegiatan SDM di markas kantor induk perusahaan multinasional.
2.      Menjalankan kegiatan SDM di cabang asing dari suatu MNC (Multinational Corporation).
Faktor yang Mempengaruhi MSDM :
1.      Faktor Kultural : perbedaan kultural merentang luas dari negara ke negara menuntut perbedaan yang berhubungan dengan praktik personil diantara cabang asing milik perusahaan
2.      Faktor Ekonomi : perbedaan ekonomi diantara negara juga beralih menjadi perbedaan antar negara dalam praktik SDM
3.      Faktor Biaya Tenaga Kerja : perbedaan biaya dalam tenaga kerja juga mengakibatkan perbedaan dalam praktik SDM
4.      Faktor Hubungan Industrial : hubungan antara pekerja, serikat buruh dan majikan sangat dramatik antar negara dan mempunyai dampak besar terhadap praktik SDM
5.      Masyarakat Eropa : pasar bersama untuk barang, jasa, modal dan bahkan tenaga kerja

Memperbaiki Penugasan Internasional Melalui Seleksi
Alasan Penugasan Internasional Gagal :
1.      Penugasan di luar negeri sering gagal karena pribadi tidak dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan teknik dari jabatan.
2.      Seleksi pengiriman ke luar negeri dilakukan oleh manajer lini berdasarkan kompetensi teknik.
3.      Mereka gagal karena masalah keluarga dan pribadi serta kekurangan ketrampilan kultural yang sudah bukan menjadi bagian dari proses
Penstafan Internasional
Sumber para Manajer :
1.      Lokal : warga negara dari tempat mereka bekerja
2.      Expatriate : bukan warga negara dimana mereka bekerja
3.      Thrid-country national : warga negara dari negara yang lain (kebangsaan negara ketiga)
Kebijakan Penstafan Internasional :
1.      Etnosentris : sikap yang berlaku dari negara asal, gaya manajemen, pengetahuan, kriteria penilaian dan manajer adalah superior terhadap segala sesuatu yang mungkin ditawarkan oleh negara asing.
2.      Polisentris : satu keyakinan yang disadari bahwa hanya manajer negara asing dapat benar-benar memahami kultur dan perilaku dari pasar negara asing.
3.      Geosentris : manajemen harus dicari dari suatu dasar yang global dengan pengandaian bahwa manajer terbaik di dunia bisa ditemukan di mana saja tempat perusahaan berada.
Menyeleksi Manajer Internasionaaal :
1.      Adaptabilitas dan fleksibelitas : menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki pandangan dan gagasan baru.
2.      Kekerasan kultural : kemampuan berhasil dalam sebuah kultur asing.
3.      Orientasi diri : harga diri, kepercayaan diri dan ketenangan mental.
4.      Orientasi terhadap yang lain : berinteraksi secara efektif dengan orang asing.
5.      Kemampuan perspektif : memahami perilaku dan berempati dengan mereka.
6.      Kemampuan keluarga : kemampuan pasangan dan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Pelatihan dan Pemeliharaan Karyawan Internasional :
1.      Penyaringan yang saksama hanya merupakan langkah pertama dalam memastikan keberhasilan orang yang ditugaskan ke luar negeri.
2.      Karyawan bisa menuntut pelatihan khusus.
3.      Kebijakan SDM Internasional harus dirumuskan untuk mengkompensasi para manajer luar negeri untuk memelihara hubungan tenaga kerja yang sehat.
Pengorientasian dan Pelatihan Karyawan untuk Penugasan Internasional :
1.      Orientasi dan pelatihan untuk penugasan internasional dapat membantu karyawan (dan keluarga mereka) menghindari kejutan kultural dan menyesuaikan diri lebih baik dengan lingkungan baru mereka.
2.      Pengembangan manajemen internasional untuk mendorong perbaikan kontrol atas operasi global dengan membangun satu kultur perusahaan yang disatukan.
3.      Para manajer hendaknya lebih konsisten tunduk terhadap nilai-nilai, kebijakan dan sasaran begitu mereka kembali dari luar negeri.
Kompensasi Internasional :
1.      Satu kesulitan terbesar dalam mengelola kompensasi total pada tingkat multinasional adalah menetapkan suatu ukuran kompensasi yang konsisten di antara negara yang sedang membangun kredibilitas.
2.      Pendekatan paling umum untuk merumuskan upah ekspatriat adalah menyamakan kekuatan pembelian di semua negara, sebuah teknik yang dikenal sebagai pendekatan neraca seimbang.


Penilaian Kinerja Terhadap Manajer Internasional :
1.      Tentukan tingkat kesulitan penugasan.
2.      Pertimbangkan evaluasi penilaian manajer di tempat daripada manajer tempat asal.
3.      Jika manajer tanah air melakukan penilaian aktual tertulis, berikan nasihat latar belakang selama proses penilaian.
4.      Modifikasikan kriteria kinerja normal yang digunakan bagi posisi khusus untuk mencocokan posisi luar negeri dan karakteristik dari lokal tersebut.
5.      Jangan hanya menilai manajer ekspatriat dari segi kriteria yang dapat dihitung seperti laba.
Hubungan Tenaga Kerja Internasional :
1.      Sentralisasi : tawar-menawar di tingkat pabrik.
2.      Struktur serikat buruh : berkonsentrasi pada fungsi jasa dan administrasi.
3.      Organisasi majikan : cenderung dilakukan asosiasi majikan.
4.      Pengakuan serikat buruh : untuk tawar-menawar.
5.      Keamanan serikat buruh : kesepakatan toko tertutup yang formal.
6.      Kontrak manajemen tenaga kerja : dokumen yang mengikat secara sah.
7.      Muatan dan lingkup tawar-menawar : berfokus pada upah, jam dan kondisi kerja.
8.      Menangani keluhan : ditangani mesin yang diakui di luar kontrol formal serikat buruh.
9.      Pemogokan : menukik jauh ke dalam pendapatan perusahaan masing-masing.
10.  Peran pemerintah : tidak mengatur proses tawar-menawar namun menghendaki penetapan langsung.
11.  Partisipasi pekerja : menciptakan sistem pekerja dalam manajemen langsung.
12.  Kodeterminasi : perwakilan pekerja wajib pada sebuah dewan direksi perusahaan.
Masalah dan Pemecahan :
1.      Tulis kesepakatan repatriasi : orang yang diangkat untuk tugas internasional tidak akan diperpanjang.
2.      Angkat seorang sponsor : untuk mengawasi ekspatriat selama di luar negeri.
3.      Berikan konseling karier : untuk memastikan pengangkatan tugas repatriat.
4.      Jaga komunikasi tetap terbuka : jagalah ekspatriat dalam urusan bisnis kantor pusat.
5.      Tawarkan dukungan keuangan : bayar real estate dan biaya hukum untuk mempertahankan residensinya.
6.      Kembangkan program reorientasi : berikan repatriat dan keluarganya program reorientasi untuk memudahkan menyesuaikan diri.

MASALAH INTERNASIONAL DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN



Dalam lingkungan bisnis global, akuntan manajemen harus mengetahui banyak hal dalam berbagai area bisnis termasuk sistem informasi, pemasaran, manajemen, politik, dan ekonomi. Selain itu, akuntan manajemen harus mengenal dengan baik peraturan akuntansi keuangan dari negara-negara tempat perusahaan beroperasi.
Perusahaan multinasional (MNC) adalah perusahaan yang menjalankan bisnis di lebih dari satu negara dalam suatu volume di mana kesehatan perusahaan dan pertumbuhannya bergantung pada lebih dari satu negara. Perusahaan ini dapat membangun kegiatan dalam tiga cara utama yaitu melakukan kegiatan ekspor impor, membeli anak perusahaan yang dimiliki secara penuh, atau berpartisipasi dalam joint venture.
Masalah yang mungkin timbul dalam hal ekspor dan impor barang dari luar negeri adalah adanya tarif impor yang berbeda antar negara, zona perdagangan luar negeri, dan pakta perdagangan antara berbagai negara. Akuntan manajemen harus waspada terhadap biaya-biaya yang timbul dari adanya ekspor impor barang dan mengevaluasi manfaat potensial dari zona perdagangan luar negeri.
Dalam hal membeli anak perusahaan yang dimiliki sendiri, akuntan manajemen harus memperhatikan berbagai biaya dan manfaat outsourcing yang mungkin tidak tersedia di negara origin. Berbagai struktur pajak dan otoritas dari suatu negara serta tingkat pendidikan dan infrastruktur berperan penting dalam menilai biaya dan manfaat. Sementara joint venture merupakan kemitraan dimana para investor menjadi bagian dari pemilikan perusahaan. Joint venture terkadang diperlukan untuk menghadapu undang-undang yang berlaku.
Bagi perusahaan multinasional, fluktuasi nilai tukar mata uang asing mengakibatkan ketidakpastian dari operasional perusahaan dalam arena internasional. Manajemen risiko mata uang mengacu pada pengelolaan perusahaan terhadap risiko transaksi, ekonomi, dan translasi. Risiko transaksi mengacu pada kemungkinan bahwa transaksi tunai di masa depan akan dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar. Risiko ekonomi mengacu pada kemungkinan bahwa nilai sekarang dari arus kas perusahaan di masa depan akan dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar.
Suatu cara mengatasi masalah risiko transaksi dan risiko ekonomi adalah melakukan lindung nilai (hedging). Kontrak di depan mensyaratkan pembeli menukar sejumlah mata uang tertentu dengan nilai tukar tertentu (nilai tukar forward) pada tanggal yang telah ditentukan di masa depan. Dalam menghadapi risiko translasi, manajemen dapat memberikan laporan dalam denominasi dolar dan denominasi lokal sehingga manajemen multinasional dapat mengetahui keadaan sebenarnya dari divisi lokal dan dampak translasi mata uang asing.
Perusahaan multinasional menggunakan desentralisasi karena sistem ini memberikan keunggulan bagi divisi negara asal maupun divisi asing. Keunggulan-keunggulan tersebut antara lain :
1.    Manajer lokal mampu menghasilkan keputusan yang lebih baik melalui pemanfaatan informasi lokal.
2.    Manajer lokal mampu memberikan tanggapan yang lebih tepat waktu untuk mengubah keadaan.
3.    Manajer pusat mustahil memahami seluruh produk dan pasar.
4.    Melatih dan memotivasi manajer lokal untuk mengambil keputusan operasional sehari-hari sehingga manajemen puncak dapat lebih memusatkan perhatian pada masalah-masalah jangka panjang.
Pengukuran kinerja pada perusahaan multinasional harus memisahkan antara evaluasi manajer suatu divisi dengan evaluasi divisi tersebut. Manajer seharusnya dievaluasi berdasarkan pendapatan dan biaya yang terjadi. Setelah manajer dievaluasi, laporan keuangan anak perusahaan dapat disesuaikan dengan mata uang induk perusahaan dan biaya-biaya yang diluar kendali manajer dapat dialokasikan. Faktor-faktor lingkungan seperti faktor sosial, ekonomi, politik, hukum, dan budaya yang berbeda di suatu negara dari negara lainnya merupakan hal di luar kontrol manajer akan tetapi mempengaruhi laba dan ROI perusahaan.
Harga transfer merupakan harga yang digunakan ketika satu divisi dari suatu perusahaan memproduksi produk yang digunakan dalam proses produksi divisi lain. Bebrapa metode penetapan harga transfer yang digunakan antara lain :
1.    Metode harga tak terkendali yang dapat diperbandingkan yaitu menggunakan harga pasar.
2.    Metode harga jual kembali merupakan harga jual yang diterima penjual dikurangi markup yang wajar.
3.    Metode biaya plus adalah harga transfer berdasarkan biaya.
Bagi perusahaan multinasional, penetapan harga transfer harus mencapai dua sasaran yaitu evaluasi kinerja divisi dan penetapan pajak penghasilan yang optimal. MNC dengan anak perusahaan di negara dengan pajak tinggi dan negara dengan pajak rendah dapat memanfaatkan penetapan harga transfer untuk menggeser biaya ke negara berpajak tinggi dan menggeser pendapatan ke negara berpajak rendah.
Setiap negara mempunyai kebiasaan dan peraturan yang berbeda dengan negara induk. Perusahaan multinasional harus menetapkan apakah kebiasaan tertentu hanya merupakan cara berbisnis yang berbeda atau pelanggaran atas kode etik berbisnisnya.

Manajemen Pesediaan


            Jika persediaan merupakan bahan baku atau barang yang dibeli dari sumber luar, maka biaya yang terkait dengan persediaan tersebut disebut biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Jika bahan baku atau barang diproduksi secara internal, maka biayanya disebut biaya persiapan dan biaya penyimpanan.
Biaya pemesanan adalah biaya-biaya untuk menempatkan dan menerima pesanan. Biaya persiapan atau penyetelan adalah biaya-biaya untuk menyiapkan peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan untuk memproduksi produk atau komponen tertentu. Biaya penyimpanan adalah biaya-biaya untuk menyimpan persediaan. Biaya habisnya persediaan adalah biaya-biaya yang terjadi karena tidak dapat menyediakan produk ketika diminta oleh pelanggan.
Alasan Tradisional Memiliki Persediaan
            Alasan tradisional untuk menyimpan persediaan :
1.      Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau persiapan dengan biaya penyimpanan.
2.      Untuk memenuhi permintaan pelanggan.
3.      Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat :
a.       Kerusakan mesin
b.      Kerusakan komponen
c.       Tidak tersedianya komponen
4.      Untuk meyangga proses produksi yang tidak dapat diandalkan.
5.      Untuk memanfaatkan diskon.
6.      Untuk menghindari kenaikan harga di masa depan.
Kualitas Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity) : Model persediaan Tradisional
Kuantitas pesanan dan Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan. Total biaya pemesanan dan penyimpanan dapat digambarkan melalui persamaan berikut :
                                             TC = PD/Q + CQ/2
                                                   = Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan
di mana TC = Total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
              P    =Biaya menempatkan pesanan dan penerimaan pesanan
              D   = Jumlah permintaan tahunan yang diketahui
              Q   = Jumlah unit yang dipesan setiap kali pesanan dilakukan
              C   = Biaya penyimpanan satu unit persediaan selama satu tahun
            Beberapa kuantitas pesanan lainnya mungkin menghasilkan total biaya yang lebih rendah. Tujuannya adalah menentukan kuantitas pesanan yang akan meminimalkan total biaya. Kuantitas pesanan ini disebut kuantitas pesanan ekonomis (EOQ). Model EOQ adalah sebuah contoh dari sistem persediaan yang didorong.
Menghitung EOQ
            Rumus untuk menghitung kuantitas ini dapat dengan mudah diturunkan. Rumusnya adalah :
Q = EOQ = 2PD/C
Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)
            Titik pemesanan kembali adalah titik waktu di mana sebuah pesanan baru harus dilakukan. Hal ini merupakan fungsi dari EOQ, tenggang waktu, dan tingkat di mana persediaan hampir habis. Tenggang waktu adalah waktu yang diperlukan untuk menerima kuantitas pesanan ekonomis setelah pesanan dilakukan atu persiapan dimulai.
Mengetahui tingkat penggunaan dan tenggang waktu akan memungkinkan kita untuk menghitung titik pemesanan kembali yang memenuhi tujuan berikut :
ROP = Tingkat penggunaan x Tenggang waktu
Ketidakpastian Permintaan dan Titik Pemesanan Kembali. Persediaan pengaman adalah persediaan ekstra yang disimpan sebagai jaminan atas fluktuasi permintaan. Persediaan pengaman dihitung melalui perkalian tenggang waktu dengan selisih antara tingkat penggunaan maksimal dan tingkat rata-rata penggunaan. Dengan keberadaan persediaan pengaman, titik pemesanan kembali dihitung sebagai berikut :
ROP = (Tingkat rata-rata penggunaan x Tenggang waktu) + Persediaan pengaman
EOQ dan Manajemen Persediaan
            Pendekatan tradisonal untuk mengelola persediaan telah dikenal sebagai sistem just-in-case. Dalam beberapa situasi, sistem persediaan just-in-case benar-benar sangat tepat. Model EOQ sangat berguna dalam mengidentifikasi pertukaran optimal antara biaya penyimpanan persediaaan dan biaya persiapan. Model EOQ juga berguna untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan ketidakpastian melalui penggunaan persediaan pengaman.
Manajemen Persediaan JIT
            Manufaktur JIT (just-in-time manufacturing) adalah suatu sistem berdasarkan tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui sistem oleh permintaan yang ada, bukan didorong ke dalam suatu sistem pada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang diantisipasi.
            Pembelian JIT mensyaratkan para pemasok untuk mengirimkan suku cadang dan bahan baku tepat pada waktunya untuk produksi. Hubungan dengan pemasok adalah hal yang sangat penting. Pasokan suku cadang harus dihubungkan dengan produksi, yang mana berhubungan dengan permintaan.
Karakteristik Dasar JIT
Tata Letak Pabrik. Jenis dan efisiensi tata letak pabrik dikelola secara berbeda dalam proses manufaktur JIT. Dalam pekerjaan secara tradisional dan proses manufaktur secara batch, produk dipindahkan dari satu kelompok mesin yang sama ke kelompok mesin yang lainnya. Sel manufaktur terdiri dari mesin-mesin yang dikelompokkan dalam kumpulan, biasanya dalam bentuk setengah lingkaran.
Pengelompokan dan Pemberdayaan Karyawan. Perbedaan struktural utama lainnya antara organisasi JIT dan tradisional berhubungan pada pengelompokan dan tanggung jawab karyawan. Sebagaimana baru saja ditunjukkan, tiap sel dipandang sebagai suatu pabrik mini.
Total Quality Control. Secara sederhana, JIT tidak dapat diimplementasikan tanpa suatu komitmen pada pengendalian kualitas total. TQC pada intinya adalah suatu pengejaran tanpa henti untuk suatu kualitas sempurna, usaha untuk mendapatkan suatu desain produk dan proses manufaktur tanpa cacat.
Ketelusuran Biaya Overhead. Suatu sistem pembiayaan menggunakan tiga metode untuk membebankan biaya pada produk individual : penelusuran langsung, penelusuran penggerak, dan alokasi. Dari ketiga metode, penelusuran langsung adalah yang paling akurat dan, sehingga, lebih disukai daripada dua metode lainnya.
Biaya Persiapan dan Penyimpanan : Pendekatan JIT
            Perbandingan manufaktur JIT dengan tradisional :
JIT
Tradisional
1.      Sistem tarik
2.      Persediaan tidak signifikan
3.      Pemasok kecil
4.      Kontrak pemasok jangka panjang
5.      Struktur selular
6.      Tenaga kerja berkeahlian ganda
7.      Pelayanan terdesentralisasi
8.      Keterlibatan karyawan tinggi
9.      Gaya manajemen memfasilitasi
10.  Pengendalian kualitas total
11.  Dominasi penelusuran langsung (perhitungan biaya produk)
1.      Sistem dorong
2.      Persediaan signifikan
3.      Pemasok besar
4.      Kontrak pemasok jangka pendek
5.      Struktur departemental
6.      Tenaga kerja terspesialisasi
7.      Pelayanan tersentralisasi
8.      Keterlibatan karyawan rendah
9.      Gaya manajemen mengawasi
10.  Tingkat kualitas yang dapat diterima
11.  Dominasi penelusuran penggerak (perhitungan biaya produk)

Kontrak Jangka Panjang, Pengisian Kembali yang Berkelanjutan, Pertukaran Data Elektronik dan JIT II. Dengan pengisian kembali berkelanjutan, pembuat barang mengambil alih fungsi manajemen persediaan pengecer. Pembuat barang memberitahu pengecer kapan dan berapa banyak persediaan yang harus dipesan kembali.
            Pertukaran data elektronik adalah suatu bentuk awal dari perdagangan elektronik yang pada intinya adalah suatu metode terotomatisasi dari pengiriman informasi dari komputer ke komputer.Pengaturan bersama sering didukung dengan kontrak terbuka, jangka panjang yang dianggap sebagai suatu kontrak abadi. Kontrak abadi tidak memiliki tanggal berakhir, tidak membutuhkan penawaran ulang, sehingga menurunkan resiko permintaan bagi pemasok.
Kinerja Jatuh Tempo : Solusi JIT
            Kinerja jatuh tempo adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menanggapi kebutuhan pelanggan. Sistem JIT memecahkan maslah kinerja jatuh tempo bukan dengan menimbun persediaan, tetapi dengan mengurangi tenggang waktu secara dramatis.
Menghindari Penghentian Produksi dan Keandalan Proses : Pendekatan JIT
            Kebanyakan penghentian produksi terjadi karena salah satu dari tiga alasan : kegagalan mesin, kecacatan bahan baku atau subperakitan, dan ketidaktersediaan bahan baku atau subperakitan. Memiliki persediaan adalah suatu solusi tradisional atas semua masalah tersebut.
Pemeliharaan Pencegahan Total. Kegagalan mesin nol adalah tujuan pemeliharaan pencegahan total. Dengan memberikan perhatian lebih pada pemeliharaan pencegahan, sebagian besar kegagalan mesin dapat dihindari.
Sistem Kanban. Untuk menjamin bahwa komponen atau bahan baku tersedia ketika dibutuhkan, digunakan sebuah sistem yang disebut sistem kanban. Ini adalah sebuah sistem informasi yang mengendalikan produksi melalui penggunaan tanda atau kartu. Kanban penarikan merinci kuantitas proses berikutnya yang harus ditarik dari proses sebelumnya. Kanban produksi merinci kualitas yang harus diproduksi oleh proses sebelumnya. Kanban pemasok digunakan untuk memberitahukan pemasok agar menyerahkan lebih banyak komponen; dan juga merinci komponen tersebut dibutuhkan.
Diskon dan Kenaikan Harga : Pembelian JIT versus Menyimpan Persediaan
            Secara tradisional, persediaan disimpan sehingga perusahaan dapat mengambil keuntungan diskon kuantitas dan melindungi diri dari kenaikan harga di masa mendatang atas barang yang dibeli. Tujuannya adalah untuk menurunkan biaya persediaan. Sistem JIT mencapai tujuan yang sama tanpa harus menyimpan persediaan. Solusi JIT adalah menegosiasikan kontrak jangka panjang dengan sejumlah kecil pemasok terpilih yang berlokasi sedekat mungkin dengan fasilitas produksi dan membangun keterbatasan pemasok secara lebih intensif.
Keterbatasan JIT                                               
            JIT bukan merupakan pendekatan yang dapat dibeli dan diterapkan dengan hasil segera. Implementasinya merupakan proses evolusioner, bukan revolusioner. Di sini dibutuhkan kesabaran. JIT sering kali disebut sebagai program penyederhanaan – namun ini bukan berarti ia mudah atau sederhana untuk diterapkan.
            Pekerja juga dapat terpengaruh oleh JIT. Dari studi yang dilakukan terlihat bahwa pengurangan dan peyangga persediaan secara tajam dapat menyebabkan arus kerja yang terpecah dan tingkat stress yang tinggi diantara para pekerja produksi. Kekurangan yang paling menonjol dari JIT adalah tidak adanya persediaan untuk menyangga berhentinya produksi. Pilihan lain, yang mungkin sebagai pendekatan pelengkap, adalah teori kendala (TOC).
Teori Kendala
            Setiap perusahaan menghadapi sumber daya yang terbatas dan permintaan yang terbatas atas setiap produk. Keterbatasan-keterbatasn ini disebut kendala.
Konsep Dasar
            TOC memfokuskan pada tiga ukuran kinerja organisasi : throughput, persediaan, dan beban operasi. Throughput adalah tingkat di mana suatu organisasi menghasilkan uang melalui penjualan. Dalam istilah operasional, throughput adalah selisih antara pendapatn penjualan dan biaya variabel tingkat unit seperti bahan baku dan listrik. Persediaan adalah seluruh uang yang dikeluarkan organisasi dalam mengubah bahan baku menjadi throughput. Beban operasi disefinisikan sebagai seluruh uang yang dikeluarkan organisasi untuk mengubah persediaan menjadi throughput.
Produk yang Lebih Baik. Produk yang lebih baik berarti kualitas yang lebih tinggi. Hal ini juga berarti bahwa perusahaan mampu memperbaiki produk dan menyediakan produk yang sudah diperbaiki tersebut secara cepat ke pasar.
Harga yang Lebih Rendah. Persediaan yang rendah akan mengurangi biaya penyimpanan, biaya investasi per unit, dan beban operasi lainnya seperti lembur dan beban pengiriman khusus. Harga yang lebih rendah atau margin produk yang lebih tinggi dapat saja terjadi jika kondisi kompetitif tidak memerlukan pemotongan harga.
Daya Tanggap. Tingkat persediaan menandakan kemampuan perusahaan untuk merespon. Tingkat yang tinggi secara relatif terhadap pesaing akan mengakibatkan kelemahan kompetitif. Dengan kata lain, TOC menekankan pengurangan persediaan dengan mengurangi teggang waktu.
Langkah-langkah TOC.
            Teori kendala menggunakan lima langkah untuk mencapai tujuan memperbaiki kinerja organisasi :
1.      Mengidentifikasi kendala(-kendala) perusahaan.
2.      Mengeksploitasi kendala(-kendala) yang mengikat.
3.      Mensubordinasi apa saja yang lain dari keputusan yang dibuat pada langkah 2.
4.      Mengangkat kendala(-kendala) yang mengikat.
5.      Mengulangi proses.

Integrasi Ekonomi dalam Perdagangan Internasional



  1. Definisi Integrasi Ekonomi

Istilah “integrasi” dalam ranah ekonomi pertama kali digunakan dalam konteks organisasi dalam suatu industri sebagaimana yang dikemukakan oleh Machlup. Integrasi digunakan untuk menggambarkan  kombinasi atau penyatuan beberapa perusahaan dalam satu industri baik secara vertikal maupun horizontal. Sedangkan, istilah integrasi ekonomi dalam konteks negara, yang menggambarkan penyatuan beberapa Negara dalam satu kesatuan, diawali dengan teori Costum Union oleh Viner. Namun, batasan definisi yang baku tentang integrasi ekonomi diantara para ekonom belum juga ditemukan saat ini. Para ekonom mengembangkan definisi integrasi ekonomi dari berbagai sudut pandang yang berbeda satu sama lain.
Definisi integrasi ekonomi secara umum adalah pencabutan (penghapusan) hambatan-hambatan ekonomi diantara dua atau lebih perekonomian (negara). Secara operasional, didefinisikan sebagai pencabutan (penghapusan) diskriminasi dan penyatuan politik (kebijaksanaan) seperti norma, peraturan, prosedur. Instrumennya meliputi bea masuk, pajak, mata uang, undang-undang, lembaga, standarisasi, dan kebijaksanaan ekonomi. Menurut definisi di atas, istilah integrasi ekonomi dibagi menjadi dua pengertian, yakni :
  1. Penghapusan proteksi lalu lintas barang, jasa, faktor produksi (SDM dan modal) dan informasi dengan kata lain kebebasan akses pasar tergolong dalam integrasi negatif.
  2. Penyatuan politik (kebijakan) dengan kata kunci harmonisasi, disebut juga integrasi positif.

  1. Teori Integrasi Ekonomi Menurut Kaum Liberal

Kaum liberal meyakini bahwa perdagangan bebas akan membawa perdamaian dalam hubungan internasional. Karena perdagangan bebas akan menciptakan interdependensi dan kerjasama  saling menguntungkan antar negara-negara pelaku pasar. Kaum liberal berpendapat  bahwa liberalisasi dalam ekonomi akan mengarah kepada kebebasan pasar dan minimalisasi peran negara. Sedangkan liberalisasi dalam politik akan mengarah kepada kebebasan dan persamaan individu. Sehingga terdapat hubungan erat antara  kebebasan pasar dengan kebebasan individu untuk saling bekerjasama dan  menciptakan perdamaian.
Selain itu, kaum liberal juga menyatakan bahwa seluruh bentuk ekonomi yang mengakar kepada tradisi pemikiran liberal menganggap bahwa mekanisme harga dan pasar adalah media yang paling efektif untuk mengatur hubungan ekonomi domestik dan internasional. Oleh karena itu, doktrin liberal mengenai kebebasan pasar bertujuan untuk pencapaian efisiensi maksimum, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan individu.
Perdagangan bebas merupakan media yang efektif dan damai dalam peningkatan kekayaan masing-masing negara. Karena negara-negara diuntungkan dengan kerjasama perdagangan yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Lebih  dari itu, agar terciptanya a peaceful global order, sistem dunia harus diarahkan  menuju sebuah pasar global, dimana barang dan jasa dapat bergerak bebas melintasi batasan-batasan negara. Bahkan, dalam sebuah perdagangan bebas, secara alami, negara-negara akan mendapatkan keuntungan dari keunggulan komparatif (comparative advantage) dengan menjual beberapa komoditas tertentu kepada negara lain. Sebaliknya negara-negara lain akan menjual komoditas tertentu yang tidak dimiliki oleh suatu negara sehingga terjadi pasar yang saling melengkapi dan menguntungkan.

  1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Integrasi

Dalam menjelaskan proses perubahan menuju integrasi, tipe variabel mandirinya dapat dibedakan menjadi 3 faktor eksponensial. Pertama, variabel politico-security, yang level of analysis-nya ada pada negara, yang perhatian terhadap power, responsiveness, kontrol elit politik dalam kebiasaan politik publik umum dan dalam ancaman keamanan atas negara. Hal ini dilakukan oleh penulis Pluralis dan Federalis. Berbeda dengan kaum fungsionalis dan neo-fungsionalis yang menekankan pentingnya variabel sosial ekonomi, dan teknologi, yang secara tidak langsung membawa perubahan dan penyatuan politik. Faktor ketiga dipakai oleh kaum regionalis dalam analisanya, yaitu keberadaan kedua variabel tersebut dalam proses integrasi. Mudahnya digambarkan dalam sebagai berikut:

a)      Federalisme
Mengasumsikan bahwa perang disebabkan oleh sistem negara bangsa yang anarkis. Transformasi menuju integrasi terjadi jika rakyat melihat keuntungan dalam mentransfer power dan loyalitasnya pada pemerintahan dunia. Pengopinian atas pengaturan dan pemerintahan umat manusia, adalah melalui jalur diskusi dan edukasi. Pendukung: Amitai Etzioni, Grenville Clark, Louis B Sohn, Carl J Fiedrich, Edith Wynner, H Brugmans, P Duclos, W H Riker, Stringfellow Barr.
Tujuannya adalah formasi grup negara yang berdaulat yang menyatukan identitas  internasionalnya dalam entitas politik baru yang legal. Sementara jurisdiksinya dibagi, yaitu komplementer antara negara dan pemerintah federal, tetapi memiliki power yang mandiri. Menurut Etzioni, hasil akhirnya adalah sebuah komunitas politik yang memiliki tiga macam integrasi. (a) kontrol efektif atas kekuatan koersif  (violence), (b) pemusatan pembuatan keputusan administratif atas unit-unit ekonomi, (c) dan identifikasi politik. Sedangkan Pentland meringkasnya menjadi, “integrasi bagi federallis adalah permasalahan high politics.
b)     Pluralisme
Mengasumsikan bahwa Karl W Deutsch adalah salah seorang penggagas pluralisme, ia berasumsi pada adanya tendensi pada state untuk berintegrasi atau pun berkonflik dengan tetangganya dengan (basic) perhitungan, pendirian (opini) publik dan pola-pola tingkah lakunya. Konsepsi pluralis juga bersandar pada prioritas perdamaian internasional serta keamanan nasional, dan asosiasi politik dengan aksi diplomatik stategis. Asumsi lain yang tak kalah penting yaitu negara bangsa adalah pemusatan fakta atas kehidupan politik modern sekaligus fokus pusat dari seluruh analisa politik.
c)      Fungsionalisme
Fungsionalisme adalah teori paling tua yang membahas integrasi, dimana ia membangun ‘perdamaian dengan potongan-potongan’ lewat organisasi transnasional yang fokus pada kedaulatan bersama ketimbang menyerahkan kedaulatan masing-masing negara pada sebuah institusi supranasional. Pendukung utamanya adalah, David Mitrany, Leonard Woolf, Norman Angell, Robert Cecil, G.D.H. Cole, Jean Monnet.
d)     Neo Fungsionalisme
Neofungsionalisme mengharap pencapaian masyarakat supranasional dengan menekankan kerjasama di daerah yang secara politik kontroversial. Teori ini memandang integrasi politik bukan suatu kondisi tapi proses perubahan yang mengarah pada masyarakat politik.
e)      Regionalisme
Terminologi ini digunakan untuk mengambarkan integrasi regional untuk memelihara keseragaman dengan sub aliran lainnya, seperti federalisme, pluralisme, fungsionalisme, dan neofungsionalisme. Kesuksesan teori integrasi di Eropa Barat menghasilkan kepercayaan bahwa transisi dari sistem negara menuju masyarakat global yang terintegrasi dapat menggunakan jalan integrasi regional. Teori ini mengasumsikan prospek yang lebih baik berkaitan dengan hal-hal politik dalam isu-isu perang dan damai, integrasi dan unifikasi.
Kesamaan budaya, ekonomi, politik, ideologi, dan geografis dalam suatu wilayah diasumsikan dapat memunculkan organisasi yang lebih efektif. Organisasi regional telah siap untuk bekerjasama, dan pengalaman organisasi regional yang sukses akan mempengaruhi dan mendorong ke arah integrasi yang lebih jauh. Regionalisme dapat menghasilkan “model masyarakat” atau “model negara.” Bentuk regionalisme dapat dibedakan berdasarkan kriteria geografis, militer/politik, ekonomi, atau transaksional, bahasa, agama, kebudayaan, dll. Tujuan utama dari organisasi regional adalah untuk menciptakan perjanjian perdamaian dan kerjasama yang saling menguntungkan di berbagai aspek dan penguatan area saling ketergantungan pada negara-negara superpower.
Organisasi regional paska Perang Dunia II terdiri dari tiga tipe yaitu:
1.      Organisasi regional gabungan. Dibentuk dari banyak tujuan dan melakukan banyak aktivitas. Contoh : OAS, OAU, Liga Arab, dll.
2.      Organisasi pertahanan regional. Sebagai organisasi militer antar negara dalam satu wilayah tertentu. Contoh: SEATO, NATO, Pakta Warsawa, dll.
3.      Organisasi fungsional regional. Bekerja dengan pendekatan fungsional terhadap Integrasi regional. Contoh: OPEC, ASEAN, NAFTA, dll.
  1. Kerugian dan Manfaat
Terberntuknya integrasi ekonomi tidak disangkal akan menciptakan sejumlah manfaat dan jkerugian. Kerugian dan manfaat tersebut antara lain :
1.      Kerugian
Integrasi ekonomi internasional membatasi kewenangan suatu Negara untuk menggunakan kebijakan fiscal, keuangan dan moneter untuk mempengaruhi kinerja ekonomi dalam negeri. Hilangnya kedaulatan Negara merupakan biaya atau pengorbanan terbesar yang ” diberikan ” oleh masing-masing negara yang berintegrasi dalam satu kawasan. Diperlukan kesadaran politik yang tinggi dari suatu Negara dalam menentukan apakah bersedia untuk “melepas”sebagian kedaulatan negaranya kepada badan supranasional di kawasan.
Kerugian lain adalah adanya kemungkinan hilangnya pekerjaan dan potensi menjadi pasar bagi Negara yang tidak mampu bersaing. Tenaga kerja dan produksi dari Negara lain dalam suatu kawasan akan masuk dengan hambatan yang lebih ringan. Hal ini berpotensi menimbulkan pengangguran di dalam negeri dan ketergantungan akan produk impor yang lebih murah dan efisien.
2.      Manfaat
Manfaat, berkaitan dengan signifikansi integrasi, integrasi ekonomi menjanjikan manfaat ekonomi baik dari sudut pandang pelaku ekonomi maupun dari manfaaat bagi perekonomian kawasan. Hal mendasar dalam proses integrasi ekonomi adalah meningkatnya kompetisi actual dan potensial diantara pelaku pasar, baik pelaku pasar yang berasal dari suatu Negara, dalam sekelompok Negara, maupun pelaku pasar diluar kedua kelompok tersebut. Kompetisi diantara pelaku pasar tersebut diharapkan akan mendorong harga barang dan jasa yang sama lebih rendah, meningkatkan variasi kualitas dan pilihan yang lebih luas bagi kawasan yang terintegrasi. Selain itu, desain produk, metode pelayanan, system produksi dan distribusi serta aspek lain menjadi tantangan bagi pelaku pasar saat ini dan dimasa depan. Hal ini akan mendorong perubahan arah dan intensitas dalam inovasi dan kebiasaan kerja dalam suatu perusahaan.Selain kompetisi yang meningkat, integrasi ekonomi juga meberikan manfaat lain yaitu tercapainya ekonomi melalui pasar yang lebih luas yang akan mendorong peningkatan efisiensi perusahaan melalui berkurangnya biaya produksi.
Sementara dilihat dari sudut pandang kawasan, integrasi ekonomi akan menstimulasi aliran dan perdagangan intraregional yang lebih tinggi serta munculnya perusahaan-perusahaan yang mampu berkonpetisi secara global. Selain itu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berujung pada peningkatan kesejahteraan diseluruh kawasan.

Studi Kasus Integrasi Ekonomi Internasional
Negara-negara anggota ASEAN berharap kerjasama AFTA dapat menjadi mediasi terciptanya kondisi interdependensi yang menguntungkan bagi negara-negara anggota. Secara teoritis, kondisi mutual interdependency itu lahir dari kemampuan dan kondisi masing-masing negara anggota. Jika negara A mampu membuat produk a secara efisien, dan negara B mampu membuat produk b secara efisien, maka pasar akan semakin efektif ketika kedua negara itu melakukan kerjasama untuk melakukan foreign exchange. Hasilnya adalah output kedua negara itu akan semakin tinggi, karena kebutuhan mereka terpenuhi dengan adanya kegiatan perdagangan bilateral.
Tetapi di satu sisi, kondisi ideal tersebut masih jauh dari kenyataan. Karena seiring usianya keempatbelas berbagai permasalahan masih sering terjadi antar negara-negara anggota AFTA yang menyebabkan terhambatnya proses integrasi ekonomi kawasan. Belum lagi melemahnya komitmen beberapa negara anggota yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan dan orientasi pasar bagi proses perdagangan masing-masing negara anggota. Sehingga AFTA dianggap belum mampu menjawab tantangan global yaitu menyejahterakan negara-negara anggotanya dengan berbagai programnya. Bahkan dalam konteks IT (Intentensity of Trade) menurut analisa Yudhi Sadewa, ekonom senior Lembaga Penelitian Danareksa, terlihat jelas perbedaan minat negara-negara anggota dalam melakukan aktivitas perdagangan. Hal ini menyebabkan efek positif dari AFTA kurang dirasakan oleh negara-negara anggota, seperti Indonesia. Ia mengatakan dilihat dari intensitas perdagangan beberapa negara menganggap pasar ASEAN kurang begitu penting.
Di sisi lain, meskipun masih banyak kendala-kendala yang menjadi hambatan dalam proses pemberlakuan AFTA, hal ini tidak menurunkan optimisme untuk mewujudkan pasar tunggal ASEAN yang akan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat negara-negara anggota. Karena mekanisme CEPT yang dijadikan kerangka kerjasama AFTA merupakan bagian dari harmonisasi sistem perdagangan kawasan dan pemerataan ekonomi antar negara-negara anggota. Bahkan CEPT juga menyediakan mekanisme dalam penyelesaian perselisihan yang memperbolehkan negara-negara anggota untuk menarik kembali konsesinya jika terjadi penyelewengan atas kesepakatan AFTA. CEPT sebagai kerangka acuan yang digunakan dalam kerjasama AFTA juga dirancang untuk mengakomodasi kepentingan politik negara-negara anggotanya. Seperti yang terjadi pada Oktober tahun 2000, di saat Malaysia menunda industri nasional otomotifnya untuk dipasarbebaskan dalam AFTA. Permintaan ini ditanggapi dengan Protocol Regarding the Implementation of the CEPT Temporary Exclusion List yang memperbolehkan negara-negara peserta AFTA untuk menunda sementara pemasaran produk-produknya di pasar AFTA.